Selasa, 02 November 2010

Program Sekolah Hijau, SDN Tarus 1 Kupang Tengah

Dengan dukungan dana sebesar 3000 Poundsterling dari The Body Shop Foundation, Yayasan Aletheia melakukan Program Sekolah hijau di SDN Tarus 1, Kecamatan Kupang Tengah - Kabupaten Kupang. Program yang dirancangkan untuk durasi 6 bulan ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang hakekat dirinya di tengah semesta ini. Bahwa manusia bukanlah penguasa alam tapi bagian dari alam.




Sebelum Intervensi



                        

Pertengahan Program  


Akhir Program


Senin, 01 November 2010

Pengurus

Pendiri            : Herman Kelen, S.Fil., MA and Alexander Take Ofong, S.Fil
Pengurus         :
Ketua                           : Herman Kelen, S.Fil. MA
Sekretaris                     : Maximus Biae Dae, S.Fil
Bendahara                    : Ofridus Krispinianus, S.E.

Pengawas
Ketua                           : Vitalis Wolo, S.Fil
Anggota                       : Yoseph Boli Sura, S.Fil

Eksekutif:                  
Direktur                        : Petrus Yulius Rajamuda Woloblo, S.Ip., M.Si.
Koordinator Program   : Korvandus Sakeng
Manager Keuangan      : Rensiana

Program 2009

Program Kerja tahun 2009
  1. Proyek Sekolah Hijau (Green School Project) di Kabupaten Kupang
  2. Pengurangan Risiko Bencana
  3. Penerbitan Majalah Anak “Bintang”

Asas dan Nilai

Untuk mewujudkan visi, kami berpegang pada asas dan nilai berikut dalam menjalankan misi-misi kami: 


Asas:
Berakar dalam kebenaran, bertumbuh dalam kebebasan

Nilai:
Dalam melaksanakan tugas-tugas, kami menjunjung tinggi:
  1. Kebebasan mengekspresikan dan memperdebatkan isu-isu dan ide-ide
  2. keadilan social, secara khusus mengupayakan penghormatan dan perlindungan terhadap HAM dan penguatan kaum miskin dan tertindas
  3. Demokrasi dan partisipasi penuh, dalam pengambilan keputusan dan pemerintahan
  4. pluralisme, saling menghormati serta mengakui perbedaan-perbedaan nilai
  5. perspektif ekologis yang mengakui dinamisme dan kemampuan beradaptasi dari system alam dan keterbatasan sumber daya.
  6. Hak individu dan masyarakat untuk mengontrol sumber daya dan asset-aset di mana mereka menggantungkan hidupnya
  7. transparansi dan akuntabilitas
  8. anti kekerasan.

Visi, Misi, dan Tugas

Visi: Keutuhan lingkungan dan manusia

Misi:
  1. mempromosikan pembangunan berkelanjutan yang berbasiskan kebudayaan
  2. memperjuangkan kebenaran dan keadilan
  3. memastikan integrasi isu lingkungan dan gender ke dalam isu pembangunan
  4. bersama partner lain baik di tingkat local, nasional maupun internasional mengupayakan penghapusan kemiskinan dan mengelola sumber daya secara efisien dan berkelanjutan

Tugas:
  1. melakukan riset tentang sumber daya alam, sumber daya manusia, social, budaya, politik, gender dan infrastruktur dalam perspektif lingkungan dan gender
  2. mengusahakan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha produktif karitatif
  3. membantu pemerintah dan agen pembangunan lainnya dalam merancang program pembangunan yang berwawasan lingkungan dan gender
  4. membangun kualitas wacana alternative
  5. mengembangkan jaringan dan sistem informasi

Latar Belakang

Pembangunan adalah bagian dari upaya aktualisasi diri manusia dalam lingkungan. Itu berarti bahwa pembangunan di satu pihak dikondisikan oleh lingkungan dan di pihak lain harus memperhitungkan keutuhan alam. Dalam pengertian seperti ini, manusia melihat dirinya sebagai subyek pembangunan yang tidak otonom karena selalu dikondisikan oleh alam lingkungan, dan sekaligus obyek yang turut merasakan dampak dari pembangunan tersebut. Keterkaitan antara manusia dan alam lingkungan inilah yang seharusnya mendasari setiap tindakan manusia.
Sayangnya, proses pembangunan yang selama ini dijalankan oleh manusia tidak memperhitungkan keutuhan alam. Alam ditempatkan sebagai obyek pemuas keinginan manusia. Karena itu, penghancuran dan eksploitasi alam terus dilakukan sambil mengabaikan keberlanjutan alam ciptaan. Akibatnya bencana pun dituai. Hubungan harmonis alam dan manusia mulai terganggu oleh ulah manusia sendiri.
Kecenderungan pola relasi manusia dan alam ini terjadi juga di NTT. Buah dari pola relasi seperti ini, kini mulai dituai dalam berbagai bentuk bencana. Bahkan intensitasnya pun semakin meningkat setiap tahunnya.
Menyikapi hal tersebut, maka sejumlah aktivis yang selama ini bergerak di isu pembangunan, lingkungan dan bencana di NTT coba menggagas sebuah perkumpulan sebagai media untuk mempromosikan keharmonisan alam dan mengupayakan pembangunan berkelanjutan.